Penulis

Buku Putih Koran Pak Oles ditulis oleh Beny Ule Ander, jurnalis Koran Pak Oles. Sebuah "saripati" eksistensi koran sebagai media informasi yang mengedukasi pasar, konsumen dan branding perusahaan.
Kontak penulis di email aktif: benyuleander@gmail.com

KAWASAN TEMPUR

KAWASAN TEMPUR

Senin, 07 Januari 2008

I Pertaruhkan Visi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kiprah dan eksistensi Koran Pak Oles di jagat informasi meninggalkan bertubi-tubi jejak pertanyaan di benak khalayak ramai termasuk para pelaku pers. Visi apa yang diembannya dan di mana letak kekhususannya dibanding dengan media cetak lain yang kala itu bertumbuh bak cendawan di musim hujan? Sementara insan pers dengan memicingkan mata berkomentar dingin. ‘’Ah, itu adalah media murni promosi. Reinkarnasi elegan dari brosur dan jurus lain dalam menyalurkan dana iklan Ramuan Pak Oles.’’ Wajar saja bila ada yang berkomentar lepas demikian. Karena saat ini berbicara tentang Pak Oles, orang langsung menunjuk pada Ramuan Pak Oles. Padahal kiprah Pak Oles tidak sebatas sebagai pengusaha jamu dan obat tradisional.
Tulisan ini mengupas kembali potret lika-liku membangun media informasi yang dikelola Pak Oles Center. Pembaca pun diajak untuk mengetahui lebih dalam bahwa media ini lahir dari sebuah pertaruhan visi dan pemikiran yang matang soal membangun dan merawat sebuah idealisme agar tetap tumbuh, terarah dan meraih sukses di lapangan praksis. Di negeri ini, banyak orang pintar dan sarjana genius yang terampil meramu wacana glomaritas soal pembangunan. Sayang hanya segelintir orang yang berani merintis jalan kecil menuju pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sekarang jalan itu telah berkembang menjadi sebuah konsep hidup yang harus terus didukung kiprahnya. Sebab di negeri maling ini, apa yang benar bagi rakyat belum tentu sejalan dengan kemauan dan kepentingan rezim penguasa.
Koran Pak Oles lahir dari sebuah rahim idealisme membangun, mengelola dan mengawal sebuah informasi secara terpadu. Isi idealisme itu bertaut erat dengan sepak terjang seorang Gede Ngurah Wididana yang berupaya membawa secercah perubahan dalam pembangunan bangsa. Langkah awal yang ditempuh terbilang baru di bumi pertiwi, yaitu pionir pertanian organik berbasis teknologi Effective Microorganisms (EM) pada tahun 1990-an. Pak Oles juga merambah kesehatan dengan memproduksi obat tradisional dan ranah otomotif dengan produk Spontan Power di tahun 1997, lalu Hexon (vitamin oli mesin) pada tahun 2005 dan Kudo (vitamin BBM) pada tahun 2006. GN Wididana ingin mengawal informasi teknologi EM sebagai teknologi alternatif untuk pembangunan pertanian, kesehatan dan otomotif berwawasan ekologis. Saat itu, teknologi EM masih dicurigai sebagai racun tanah dan tanaman. Karena itulah Wididana terdorong menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat soal aplikasi teknologi EM. Awalnya terbit dalam bentuk buletin dengan nama Majalah Sehat yang terbit pada Mei 2000. Dikelola Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) & Humas PT Karya Pak Oles Tokcer.
Pada tahun 2001, Majalah Sehat berubah format dalam bentuk koran dengan nama Koran Pak Oles. Moto yang diusung: Organik, Lestari, Sejahtera (OLES). Uniknya, koran ini terbit setiap hari raya keagamaan. Sudut atas dihiasi logo Bunga Padma bertulis GNW yang merujuk nama asli Pak Oles (Gede Ngurah Wididana). Organik artinya teknis pengelolaan pertanian yang menghasilkan produk berkualitas tanpa penggunaan pupuk kimiawi dengan tetap mengutamakan standar higienes. Penerapan sistem pertanian organik yang baik membuat tanah subur, hasil panen meningkat, lingkungan tetap lestari, dan masyarakat (petani pedesaan) dapat hidup sejahtera. Moto ini secara sederhana menggambarkan revolusi kelola pertanian mikro yang dirancang-bangun Pak Oles. Pengelolaan potensi mikroorganisme selaku tiang utama mendukung revitalisasi pertanian.
Konsep agrobisnis harus dimulai dari desa, tempat (lokasi) pusat pertanian berada. Lalu dibentuk unit bisnis yang didukung produksi dan pemasaran yang baik. Roda agroindustri akan berjalan bila didukung informasi yang baik. Jika semua komponen berjalan terarah dan fokus, maka pertanian makro akan terwujud. Koran Pak Oles menempatkan diri sebagai media informasi aplikasi EM di bidang pertanian, peternakan, pengolahan limbah/sampah, kesehatan dan otomotif.
Tidaklah berlebihan Koran Pak Oles pun menjadi roh yang menghidupi eksistensi teknologi EM. Di bawah kolong langit ini peran media sebagai pembangun opini publik dan pencitraan produk barang dan jasa belum tergantikan. Buktinya media pun berkembang dalam arah horizontal diversivikatif. Media cetak, media elektronik (televisi & radio) dan kini media digital (inter networking). Itulah sebabnya wacana teknologi EM tidak mati muda di lalu lintas revitalisasi pertanian Indonesia yang kini lagi jeblok akibat kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah!!!
Koran Pak Oles tidak distel menjadi “pers priyayi” yang beritanya melingkar-lingkar di wilayah kepriyayian. Kecenderungan eksekutif dan masyarakat Indonesia adalah melihat persoalan dari satu segi. Kecenderungan ini mendesakkan dimensi cara, termasuk dimensi permasalahan dan etika. Koran Pak Oles mempunyai kewajiban untuk melengkapi kecenderungan tersebut dengan menyajikan visi, menampilkan ragam dimensi, menyoroti dan menekankan dimensi yang terdesak ke belakang. Itulah makna peran Pak Oles Center selaku pengelola dan pengawal informasi.
Keterangan Foto: Dari "Warta Oles" yang terbit Mei 2000 berubah format menjadi "Majalah Sehat" pada tahun 2001.

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman